Selasa, 04 Agustus 2015

Review Dying Light

Dying Light - Maaf sahabat tamselgame saya sudah lama tidak mengepost thread, karena sibuknya keseharian. Saya akan membuat thread game zombie yang judulnya Dying Light game buatan Tech Land. Ya, jika kamu belum sadar, mereka adalah developer dari seri Dead Island. Jadi, apakah game buatan developer game zombie yang cukup terkenal ini akan memuaskan hasrat kamu untuk mendapatkan pengalaman bermain game zombie di tengah banyaknya game zombie yang ada sekarang? Saya bukan seseorang yang ahli dalam bidang zombie, tapi saya yakin satu hal: Dying Light cukup menyenangkan untuk dimainkan oleh siapapun.


Welcome To Harran


Dalam Dying Light, kamu akan bermain sebagai Kyle Crane, seorang agen rahasia yang ditugaskan untuk menyusup ke dalam kota Harran yang dikarantina karena sebuah virus yang membuat orang-orang di sana berubah menjadi zombie. Di kota tersebut kamu harus melakukan berbagai tugas yang diajukan oleh organisasi GRE sebagai atasanmu. Namun di tengah misi tersebut, kamu bertemu dengan sekelompok orang yang masih selamat dan cerita akan bergulir ke arah dilema apakah kamu akan tetap mengikuti misi utama yang diberikan organisasimu atau harus menyelamatkan para penghuni kota Harran yang masih hidup.
Dari segi cerita, saya cukup terkejut karena jarang sekali ada game zombie yang menyelipkan sedikit bumbu espionase dalam plot ceritanya. Hal ini membuat cerita tidak melulu berpusat pada tema zombie tradisional seperti bertahan hidup saja, tapi juga memberikan sedikit perspektif yang segar. Selain itu bahaya yang disajikan dalam game ini tidak terletak pada zombie saja, tapi juga para survivor lainnya yang berkelompok. Sayangnya cerita utama tersebut akan segera terlupakan begitu saja dikarenakan antagonis yang terkesan klise serta berbagai tumpukan hal yang mengalihkan perhatian dalam game ini.

Banyak Pengalih Perhatian


Apa yang menumpuk? Nah, karena game ini adalah sebuah game sandbox,sudah pasti side quest yang jumlahnya luar biasa banyak akan mengganggu progres misi utamamu. Kecuali kamu sedang melakukan speedrun, saya rasaside quest ini mau tidak mau harus kamu jalani. Ini disebabkan kalau kamu tidak menjalani side quest sama sekali kamu tidak akan bisa memperkuat kemampuan karaktermu.
Tapi, meskipun jumlahnya banyak, side quest dalam Dying Lightsesungguhnya cukup menarik dan menantang untuk dimainkan. Setiap side quest memiliki ceritanya masing-masing dan tidak terasa seperti side questmurahan yang mengharuskan kamu mengumpulkan item tertentu kemudian berakhir begitu saja. Cerita yang disediakan juga terasa berbeda dan berwarna-warni meskipun kadang NPC yang membawakan cerita side quest tersebut terkesan kurang realistis dari tingkah yang mereka tunjukkan.
Hal yang mengalihkan perhatianmu di dalam game ini tidak hanya side quest saja, tapi juga ada random event seperti survivor yang membutuhkan bantuan, paket yang dijatuhkan oleh pesawat, atau kotak yang dijaga oleh sekelompok orang yang bisa kamu rebut. Dengan demikian setiap kamu berlari di tengah kota Harran yang dikerumuni zombie, kamu tidak akan merasa cepat bosan karena adanya banyak hal dinamis terjadi dalam kota tersebut.

First Person Parkour


Parkour adalah salah satu tema sekaligus senjata utama dalam Dying Light dan saya rasa game ini berhasil membawa esensi parkour dengan interaktif sekaligus sangat mudah untuk diakses. Kamu bisa berkeliaran di kota Harran yang penuh bahaya mayat hidup dengan cara melompati, berlari, hingga bergelantungan menghindari para zombie yang ada secara cukup bebas. Hampir setiap tebing yang kamu rasa bisa dipijak, maka itu pasti bisa dipijak dan hampir setiap pagar yang kamu pikir bisa dilompati, itu pasti bisa dilompati. Kebebasan semu yang didapat dari mekanisme parkour dalam gameini adalah poin plus yang membuat Dying Light sangat seru untuk dimainkan bahkan ketika kamu bermain tanpa tujuan sama sekali.
Namun bukan berarti parkour di dalam game ini tidak akan menyebabkan sesuatu yang kurang menyenangkan sama sekali. Saya tadi bilang bahwa parkour adalah tema utama dalam game ini bukan? Ini artinya kamu harus terus menggunakan gerakan parkour untuk berkelana ke mana pun kamu mau pergi, tanpa ada sistem fast travel.Oke, kamu bisa menggunakan fast travel, namun kamu harus menamatkan terlebih dahulu cerita utama untuk bisa menggunakan fitur tersebut. Agak menyebalkan, terutama kalau kamu tipe gamer yang ingin membereskan sebuah game dalam sekali jalan.

First Person Action


Dying Light menyediakan gameplay first person action yang terasa menggugah ketika dimainkan. Setiap serangan senjata, baik itu senjata tajam maupun tumpul terasa kuat dan memberikan efek hentakan yang sangat memuaskan. Hal itu juga turut didukung oleh AI zombie dan manusia yang cukup menantang untuk diajak bertarung. Tentu bukan zombie biasa yang dimaksud di sini melainkan zombie viral yang jauh lebih berbahaya dari zombie biasa. Namun, patut disayangkan dari segi first person shooter, senjata api yang kamu gunakan terasa tidak responsif dan mekanismenya terasa tidak dipoles.
Jangan juga kamu meremehkan zombie biasa yang berkeliaran di kota tersebut. Dying Light adalah sebuah game yang sulit. Jika kamu lengah sedikit, maka zombie biasa pun siap memangsa kamu dengan mudah. Bicara soal tingkat kesulitan juga, Dying Light mungkin adalah salah satugame yang penuh dengan grinding. Kamu harus terus beraktivitas dengan intensitas yang sangat tinggi dalam game ini jika kamu ingin memiliki senjata yang kuat dan kemampuan karakter yang mumpuni untuk bisa tetap bertahan di Harran. Hal itu juga dipersulit dengan sistem penalti setiap kali kamu mati. Karena begitu kamu mati, kamu akan kehilangan sejumlah Survivor Points yang dibutuhkan untuk memperkuat karaktermu.
Senjata yang tersedia dalam Dying Light cukup menyenangkan untuk digunakan. Mulai dari balok kayu, palu, golok, kapak, hingga senajata api tersedia untuk memastikan kamu tetap hidup di Harran. Masing-masing senjata memiliki kelebihannya  sendiri dan terasa cukup berbeda antara satu dengan yang lain. Namun yang membuat semakin seru adalah kemampuanmu untuk membuat senjata jenis baru berdasarkan cetak biru yang kamu kumpulkan. Kamu bisa saja membuat sebuah palu yang begitu dipukul tidak hanya meremukkan kepala musuh tapi juga membakarnya atau kamu bisa membuat sebuah pedang mengeluarkan sengatan listrik yang bisa membuat musuhnya kejang-kejang. Jeleknya, semua senjata (kecuali senjata api) yang kamu gunakan memiliki daya tahan yang terbatas, sehingga jika senjata tersebut sudah kehabisan tingkat ketahanannya, maka senjata yang kamu gunakan mau tidak mau harus dibuang.

Waspadalah Pada Malam Yang Mematikan!


Sesuai judul game ini yaitu Dying Light, begitu cahaya di kota ini meredup, kamu harus bersiap-siap untuk menghadapi ganasnya malam hari. Pertama-tama kota yang semakin gelap akan membuat penglihatanmu terbatas sehingga kamu harus ekstra hati-hati untuk tidak menabrak zombie yang melintas. Kedua, malam hari adalah waktu kemunculan zombie-zombie tipe berbahaya yang harus kamu hindari. Tetapi bahaya ini juga tidak tanpa keuntungannya sendiri. Survival Point, Agility Point, dan Battle Point yang kamu terima akan jauh lebih besar sehingga kamu bisa memperkuat karaktermu dengan cepat di malam hari.
Segitu saja? Tentu tidak. Malam akan semakin seru berkat adanya fiturmultiplayer. Jika kamu sedang ‘beruntung’ saat sedang online, kamu akan secara otomatis masuk dalam sebuah pertarungan antara zombie dan manusia. Jika kamu adalah manusia, ketahuilah juga bahwa zombie yang tengah kamu lawan adalah pemain lainnya yang sedang memainkan mode Be The Zombie.

Jadilah Zombie


Kalau kamu sudah bosan bermain sebagai manusia, maka sekarang waktunya bermain sebagai zombie. Dalam mode Be The Zombie yang merupakan DLC, kamu bisa menjadi seorang Night Crawler yang merupakan zombie dengan kemampuan unik. Nantinya kamu akan diterjunkan ke tengah permainan orang lain dan dihadapkan dengan pertempuran asimetris. Sebagai Night Crawler, kamu bisa melompat lebih tinggi, berayun seperti Spider-Man hingga melakukan instant kill terhadap manusia yang kamu incar. Tapi kamu memiliki kelemahan yaitu sinar UV yang bisa ditembakkan menggunakan senter para manusia. Jadi, masing-masing pihak memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri yang harus dieksploitasi seefektif mungkin.
Saya rasa, di sinilah salah satu kelebihan Dying Light yang paling seru. Kejar-kejaran antara manusia dan zombie bisa terjadi dari kedua pihak. Jika pihak manusia lengah, maka zombie yang akan menghabisi manusia satu per satu, namun bila zombie tersebut lengah, maka ia akan dikeroyok oleh para manusia. Pokoknya, mode ini sangat saya sarankan untuk kamu jajal begitu kamu memutuskan untuk memainkan Dying Light.

Kualitas Visual Generasi Kini


Dying Light mungkin merupakan salah satu game yang saya rasa berhasil menunjukkan kualitas visual yang sangat baik. Mulai dari lingkungan kota yang sangat detail, jumlah zombie yang banyak dalam satu layar, hingga desain zombie yang menjijikan dan mengerikan membuat Dying Light terlihat seperti sebuah game yang benar-benar menggambarkan game zaman sekarang. Detail setiap senjata juga terlihat sangat meyakinkan apalagi untuk senjata buatan sendiri yang memperlihatkan kemampuan elemen dalam desain yang terlihat.
Performa game ini di console juga terasa baik. Saya mencoba Dying Light menggunakan PS4 dan saya tetap merasakan gerakan 30 fps yang cukup stabil secara keseluruhan permainan. Selain itu efek motion blur yang disajikan juga memberikan kesan sinematis yang keren untuk dilihat. Hanya saja, bagi sebagian orang, mungkin visual semacam ini akan membuat pusing terutama ketika aksi parkour yang cepat tengah terjadi.
Satu hal yang mengganggu lainnya adalah kualitas lip-sync yang tidak setara dengan detail lain yang disajikan dalam game ini. Untuk sebuah game dengan sudut pandang orang pertama, gerakan wajah adalah sesuatu yang paling memberikan dampak besar dalam pengalaman permainan. Jika gerakan bibir dan suara tidak sama, maka justru akan membawa kesan negatif pada game yang memiliki kualitas visual yang luar biasa ini.

Kesimpulan

Dying Light adalah sebuah game first-person action yang cukup seru berkat fitur parkour yang akan kamu gunakan secara konstan serta dilengkapi mode multiplayer asimetris yang menantang untuk dimainkan. Meskipun cukup terasa penuh grinding dan memiliki side quest yang seringkali mengalihkan perhatian, game ini tetap terasa menyenangkan untuk dicoba berkat tantangan yang dimilikinya terutama ketika malam telah tiba. Mungkin kamu akan merasa kalau game ini tidak jauh berbeda dari game action pada umumnya, tapi jika game ini adalah tindakan Techland untuk memperbaiki kekurangan dalam Dead Island, maka saya rasa mereka melakukan hal yang tepat.
PlayStation Store US: Dying Light, $59,99 (Rp 750.000)
































Previous Post
Next Post

Saya Adalah Seorang Pelajar, Saya awal membuat blog pada tahun 2013.

0 Comments: